Lamat-lamat aku mendengar suaranya. Sedang konsultasi.
Serak, pelan tapi pengaturan intonasi dan penekanannya masih sekelas Pak Habibie
Aku mengintip sedikit, disitu ada punggung yang semakin jelas tulang-tulangnya.
Lalu aku juntaikan lenganku ke bantalnya.
Sejurus kemudian kurasakan lenganku menghangat. Tangannya menggosok lembut lenganku.
Lama.
Aku memejam kencang, menahan apa yang hampir tumpah di tepian jendela batinku.
Sekuat mungkin aku menahan. Berharap tak ada clue kalau aku sudah terbangun dan mendengar percakapannya di pagi itu.
Aku tau dirinya baik-baik saja.
Dan selalu ingin aku lebih baik dari dirinya.
Kita akan sama-sama di tempat baik, in shaa Allah..
Akan kuusahakan istana itu, melalui keistimewaan waktu Dhuha.
Akan kujumpai dirimu lagi, dalam versi kurus-tinggi, kribo dan bervespa mungkin :)
Aamiin
1 komeng:
nice post mba...
lanjutkan yah!
*udah kek SBY aja.
hehehehehe
btw syapa yah itu?
Posting Komentar