Aku kembali tabu membicarakannya. Persis ketika tubuhku masih dibalut putih-biru dengan rambut tebal juntai. Seperti baru pertama menyentuhnya.
Aku takkan punya nyali untuk menyusun kata di luar common topic.
Ya. Topik sejuta umat atau sekali buka langsung dihabiskan bagai susu kotak pasteurisasi.
Tenang, kalian akan melihatku sebagai makhluk haha-hihi yang bisa ditemui di depan wajah dosen di setiap perkuliahan.
Dan bila musim acara kampus, aku akan senang membantu kalian dengan permainan warna pastelku.
Aku memang terlihat seperti itu.
Sebenarnya ini bukan keluhan atau hal yang penting untuk diangkat sebagai suatu topik.
Kalau bicara penting-pentingan, mencari topik untuk tugas Evidence Based Medicine (EBM) kelompokku itu jelas lebih penting.
Aku cuma rindu saja sih, untuk bergalau khas bau kencur.
Bau beras kencur itu sedap by the way. Aku senang membauinya dulu sebelum menyeruputnya.
*****
Ohya, kemarin aku baru mengatakan ini pada sahabatku:
"Rasanya persis seperti waktu aku mendengar seseorang itu berjalan di lorong gedung kami bersekolah, dengan orang yang aku takutkan."
Kemudian aku segera meralatnya:
"Aku tidak peduli. Terlalu banyak passion yang waiting list dalam hidupku. Terlalu naif, lemah dan kufur jika aku mengijinkan sebulir sekret glandula lacrimale jatuh karena hal itu."
"Mulai sekarang kamu lupakan saja ya? kata sahabatku dengan tampang siap jadi lap gombal.
"Hahaha, aku memang tidak pernah benar-benar memikirkannya."
Nah kan. Aku masih normal. Aku masih bisa menjadi si Jadoelz Najonkz Galauwers.
Hahaha. Cukup sekali saja ya!
2 komeng:
bahagianya punya sahabat.....
terlalu banyak teman naif yg mengaku sebagai sahabat tapi berhianat pada saat di butuhkan.
di tutupi dengan ribuan alasan.
humh... menyebalkan
Ko nda update lagi?
Posting Komentar