Senin, 29 Oktober 2012

White Mustache!

Randomly wanna change my title blog into --> yaak White Mustache!
kenapa saya bisa serandom ini?




karena barusan saya ngeliat sesuatu yang halus dan seputih salju melambai-lambai di muka saya.
dan itu saya yakini 1 helai bulu di muka saya yang tumbuh secara gigantic.
cuma 1 helai masbro..
dan pigmennya kaga ada alias kaya uban.
pas saya ukur, udah 4 senti ajee..

pantesan belakangan ini kalo makan, makanan saya suka kesriwel sama itu bulu yang letak anatomisnya 2 cm oblique superior dari labium oris superior linea arcuata *digetok dr Opang

dan juga banyak temen-temen yang mendadak gemes ama saya karna pengen nyabutin itu bulu..
tapi saya dengan ga trimanya bilang, "Ini jimat, tauuk."

masalah bulu-membulu, kayaknya dulu ada juga deh, bulu dengan karakteristik sama, tumbuh di deket maleolus medialis.
trus ilang gitu aja.
dan tau-tau muncul lagi secara ghoib di muka..

Oh iya, trus tadi kenapa pengen ganti nama blog jadi White Mustache?
Karna saya pikir itu mencerminkan keabsurd-an diri saya

Ehm, btw tadi di kereta saya tertegun ngeliat seorang ibu muda, cantik, pake hijab syar'i nenangin bayinya yang rewel dengan nyanyian:
"Cicak-cicak di dinding.. Diam-diam berdzikir. Menyebut nama Allah. La illaha ilallah."
Langsung semriwing gitu ini hati..
How sholeha she is..

Ohya, belakangan ini saya suka dipinjemin / dikasih buku-buku tentang agama..
with unpredictable people and moments..
so intrigued :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

Full Moon

Untuk seorang wanita yang lebih dari separuh hidupnya menjadi ratu.
Ratu dari seorang Raja Purnama (baca: Poernomo)






Tak mudah memang kehilangan Purnama yang besar dan hangat cahayanya.

Bintang-bintang di sekitarnya pun sebenarnya enggan bercahaya. Tapi mereka mau tak mau tetap bercahaya, agar wanita itu mau memandang ke langit.


Nah, lihat! Langit itu sayang sekali dengan Purnama. Maka dia menyimpan pesonanya di kesempatan indah lain.


Dan sekali lagi, langit sayang sekali dengan Purnama.


Dia meluncurkan matahari pagi sebagai simbol sejuta harapan.


Maka isilah mataharimu dengan ceriamu, dan usahamu.


Kelak langit akan berpihak kembali, pada Purnama-mu...



Ibu, selama ini kau terlalu tegar. Jadi sah-sah saja rasanya jika kau memiliki sedikit waktu untuk tepar.
Tapi kau tau tidak? Ketegaranmu adalah darahku. Jadi jangan lama-lama tepar. Nanti aku kekurangan oksigen dan bisa mati.

*sajak ini adalah wujud lain dari diamku saat Ibu menelepon sore itu, dengan suara parau-nya yang cantik*



26th September 1981 till ~ 
(unlimited)
amin Ya Rabb