Jumat, 28 Juni 2013

Putar balik Gambir, masuk gang Veteran!

Mengamati lalu lintas padat Kota Jakarta, semarak peringainya
Riuh sungguh suara manusia berkendara, melintas seenaknya merajarela
Tidak ngebut tidak lambat hati-hati hey kawan, spion diperhatikan
Reff :
Laju melaju, menerpa angin di jalan raya
Riung-meriung kebut janganlah terpengaruh
Tahan emosi meluncur pelan tapi pasti
Jangan lupa sim dan STNK
Hati-hati ada razia
Keliling putar bundaran Hotel Indonesia
Tarik gas ke arah Monas, menuju ke arah Kota
Putar balik di Harmoni ke Kebon Jeruk Tiga
Lalu mampir Ragusa

(Pelan tapi Pasti milik @wsatcc)



Saya ga perlu keliling bundaran HI dan putar balik Harmoni dulu.
Langsung aja ke destinasi utama --> Ragusa Ice Cream




Spaghetti Ice Cream 

Special Mix
Special thanks to Ami :)

Es Krim handmade proyek banting setir Luigie Ragusa & Vincenzo Ragusa (kakak-adik berkebangsaan Itali) yang ke Indonesia untuk belajar jahit. Tapi takdir berkata lain waktu mereka melihat peternakan sapi yang produksi susunya melimpah.

Berbeda dari review-review yang saya baca, rasa Es Krim Ragusa ini mmm.. biasa saja. It taste like Es Puter / Es Tung-Tung. 
Harganya berkisar 12rb - 30rb
Kalau saya bilang, harganya cukup setimpal untuk membayar atmosfer-nya :p

Tapi ga seberapa jadul juga sih, karna sudah ada invasi barang-barang masa kini.

Yang paling saya demen, disini ada live music (jangan bayangkan ada panggung khusus nya)
Standing live music, alias pengamen.
Lagu-lagunya full oldies. Yang sempet saya denger ada Fixing a Broken Heart, Words, I Don't Wanna Talk About it.
Pas nyawer di meja saya, Mr. Musician nyanyi lagu Beautiful Girl - Jose Mari Chan
Baiklah pak, anda sukses merogoh kocek dan hati sayaa ciat ciaat ciaaatt



Kelar mengobati penasaran, saya dan teman cabut ke Pasar Baru.. 
Hunting baju vintage part 2.
Tapi disini gak di awul-awul karna baju-bajunya tergantung rapi.
Harganya pun lebih mahal. 
Pedagang nya juga ga sekocak di Senen. Karna yang jual embak-embak.
Tapi saya dapet gamis disini ayee. Karna dulu ga ada trend gamis, mungkin namanya dress kali.

Yowes, agenda pre-liburan saya udah kena contreng semua.

H-10 Ramadhan :)
Semoga masih dikasi umur untuk bertemu. Aamiin.

Senin, 24 Juni 2013

Awul-awul isn't mainstream


Finally curiosity killed a lion.

Liburan tahun kemarin, saya punya banyak to do list. 
Salah satunya hunting baju vintage. Lemari baju mama jadi 1st target waktu itu >>nih koleksi emak
Zaman mama dulu emang top, trend bajunya gombrong-gombrong dan tebal *eh apa emak saya yang lugu ya?
Sekarang bisa diliat kaan, walaupun style era 80-an rebound phenomenon, tetep aja tipis nerawang kayak saringan tahu.

Waktu googling, saya lihat banyak kata "awul-awul" yang mengarah pada flea market.
Disebut awul-awul karena cara penyajian bajunya yang bertumpuk-tumpuk dan kita harus ngobrak-ngabrik (awul-awul) sendiri.
Harganya pun miring, katanya. Mulai dari seribu rupiah. *matabelo*
Saya menyipitkan mata kembali waktu menemukan statement: barang second, barang reject, sisa impor
Reaksi saya:
1. Haiyyaa situ ga takut kena kudis apa?
2. Robek gitu mau?
3. Beneran vintage gitu?

Lalu saya coba gali lebih dalam.
Mereka yang sudah expert di bidang per-awulan, bahkan yang newbie menuliskan kesan sangat baik pada kegiatan ini.
"Rasanya seperti menemukan harta karun"
Begitu mayoritas pendapat mereka.

Terakhir saya search, Melanie Soebono, Shena X factor, Adipati Dolken, Diana Rikasari, dan skuter (artis kurang terkenal) juga hobi ngawul-awul.
Para fashion designer juga ngaku dapet bahan boutique dari flea market yang kemudian di tangan mereka barang itu bisa lebih chic dan pastinya harganya menjulang. Wew
Dan secara adorable, White Shoes and the Couples Company yang imej 80-an nya sangat kental itu juga dapet kostum dari flea market.

Sejauh tangan mengetik dan mata memandang, ga ada tuh kasus "ketularan kudis" pasca awul-awul
Yang ada kisah tragis mereka yang ga pinter nawar. Diintimidasi pedagang.

Tadinya saya cuma tau lokasi awul-awul di Jogja, Semarang, Bali.
Eh, gak taunya di Pasar Senen (yang deket banget dari kostan) dan Pasar Baru juga ada.

Yasud, saya tancap gas saja hari ini.
Eh tapi butuh survey atau cari informasi yang cukup dulu sebelum kesana.
Apalagi saya sendirian.
Disana sangat rawan, katanya.
Iya, jadi harusnya saya udah libur dari hari Kamis (sekarang Senin), tapi saya ingin menjelajah tempat-tempat vintage dulu sebelum pulang kampung >> Ragusa Ice Cream sejak 1932, Pasar Senen dan Pasar Baru.
Teman-teman saya juga sudah mulai unavailable. Pulkam, acara baksos, acara keluarga dll.
Hari ini Pasar Senen sendiri, untunglah besok ada yang bisa menemani ke Ragusa dan Pasar Baru.

Asal tau saja ya, peralatan tempur saya sebelum ke Senen:

1) Uang 150ribu saya pecah jadi 10ribu dan 5ribuan
2) Pake baju yang standard, yang nyerep keringat. Sandal yang empuk tapi usang
3) Ga bawa hape. Yang nexian sekalipun (sayang kalo ilang, udah punah tipe nexian ini)
4) Bawa aqua, tissue, tissue basah, plastik besar 
5) Bawa payung ujung lancip (jaga-jaga kalo ada yang jail)
6) Kuku macan sengaja ga dipotong (antisipasi juga)
7) Ngapalin arah dan nama tempatnya
8) Ngapalin istilah nominal dalam bahasa Tionghoa (biar ga cengo kalo nawar)
    ceng go : 1500
    ceban : 10.000
    noban : 20.000
    goban : 50.000
    cepek: 100
    pekgo: 150
9) Pake kacamata dan kerudung langsungan --> ini 99% bikin tampang saya ndesa, niscaya ga   dimahalin ama abangnya.
10) Doa, shalawat.

Lebay, mungkin. Tapi tak apalah daripada ada penyesalan.

Saya PP naik busway. 
Alhasil betis berubah wujud jadi tabung Hydrant.

Hasil perburuan, jujur aja agak kuciwo.
Soalnya saya gak dapet gamis dan rok titipan mama.
Abangnya buka karung tiap Kamis ternyata.

Diantara abang-abang disana, ini joke yang paling lucu..
"Yok masuk dulu. Masuk nenek-nenek, keluar jadi gadis!"
WOY!!
Hahahha 
Abang-abang disini cenderung diem, ga kayak di ITC yang tiap langkah ada suara-suara sumbang, "Boleeeh kakaaa"

Ini semua pas difoto belom dicuci. Tapi sekarang lagi direndem kok.


Ini favorit orang-orang yang aku kirimin foto di BBM.
Tapi jadul bet yak

Detail motifnya

Ini biru dongker. Pertama kali liat kayak kostum prajurit gitu

Ini jaket. Aslinya lumayaan lho. Ungu pastel, agak mengkilat, bahannya adem.
Bahkan ini yang pertama saya pilih.
Mungkin kalo udah dicuci looks better.

Ah, aku maluu kucel-kucel hota he.
Tutupin ah

Harganya? wogh jelas bikin sumringah :D

Saya berniat menjadi sahabat dahsyat demi baju awul-awul ini.
Cuci-cuci-jemur-jemur (diulang 3x)
Iya, beneran 3 kali biar manteb

Yaudah sekian dulu yak. Asam laktat lagi arisan nih. Pegel berrrooo
Ada salam dari 2 adik-adik imut jerawat baru~
Hasil peraduan sinar njepret matahari dan asep ibukota.
Wassalamualaikum.

Jumat, 21 Juni 2013

Poernomo's Project is loading...

Saya merasa bersyukur, di masa kecil hingga puber, saya isi dengan hal-hal yang cukup positif.
Setidaknya di fase ini saya sudah mengundang Tuan Kreatifitas untuk nongkrong bareng di tiap ketikan jemari saya. Di selang basah pianika saya. Di galon kosong itu. Di kertas putih tak berdosa. Di sepatu hak 5 atau 7 cm pembuat kram itu.

Terimakasih Ya Allah, saya pun diberi teman nongkrong tidak hanya si Tuan, tapi ada 'Poernomo' versi 2 tahun lebih tua dan 'Poernomo' 4 tahun lebih muda dari saya.
Kakak-adik saya yang akan tetap alay di mata saya. Haha.

Kami mencipta sebuah grup musik.
Kakak sebagai penyuling (main suling) dan vokal, adek ada di belakang galon, dan saya penghembus selang. 
Namanya Bounce. 
Bounce yang berarti melambung.
Bounce yang kami ambil dari nama permainan di hape nokia Ibu kami.
Bounce yang kami dengarkan juga lagunya, milik boyband Blue.

Kami biasanya mengganti lirik lagu-lagu yang sudah terkenal.

Bounce yang memiliki markas bertirai-kan kertas koran.
Dan markas kami resmi ditutup sehari setelahnya.
'Mbak' kami yang menggusurnya, ilegal sekali. Sewaktu menyapu.

Jauh sebelum Bounce terbentuk, kakak saya suka mencetuskan lagu dengan nada lucu dan lirik sederhana.
Misalnya, waktu tahun baru 2000:

"Tahun 2000 telah tibaaa. Milenium pun baruu. Tiuplah terompetmu.. Gembira, selalu, selamanya!"

Menyambut mama-papa pulang ke rumah:

"Mama pulang membawa oleh-oleh. Papa pulang membawa oleh-oleh. Semua pulang membawa oleh-oleh. Jadi kita, makan TAHU!"

Tahu? Ya, dulu orangtua kami senang menenteng tahu susur sebelum masuk pagar rumah.

Lagu lainnya aku lupa. Karna liriknya panjang.

Dan ini. Saya buru-buru mencolokkan mulut flashdisk ke laptop. 
Kebetulan saya ingat untuk menanyakan batang hidung proyek gagal ini : "Novel Kecilku, Apa Kabar Kamu?" ke kakak
Ternyata dia masih menyimpannya!


Ini kakak yang bikin sambutan.
Merasa tersambut gak? Hehe


>> Pengenalan tokoh:

Kita sambuuuut... -GIRLS TEAM- (Bukan team-nya Teh Oca loh)

Maak. How could I be so mainstream with create this 'centro-antagonist' figure?

Trus kenapa kalo suka nganterin jahitan tapi ga pinter jahit? Huh?

Oke cuiin, nanti aku mampir yah! Rasa sushi ada, kan? *penyesuaian jaman


>> Nah. Sekarang giliran -BOYS TEAM-
Kita sambuuut finalis satu ini yang ganteng bangeet: Mikaaaa~ (Mba Anggun's style)


Disini saya bingung bacanya. Kalimat satu dengan yang lain inkoheren.
Ga pake kata penyambung #belagak kurator sastra 
Dekisugi-nya nih...
Vespa boy

Aku juga NAKZER kamu. Abisnya kamu yahud bet. 


Ini visualnya macem Boim gitu. Aku paling suka kalo nulis part-nya dia







Last page.
Ancang-ancang to be continued in #Secret of School 2 -___-

132 pages.

TIME MACHINE!!!

Yaa begitulah. Kita alay fisiologis.
Bagus untuk perkembangan emosi. Hihi.

Kami jadi memaklumi. Kenapa waktu itu kakak-kakak kami yang udah pada kuliah ber-poker face ria waktu disuruh baca novel kami.
Rasanya pengen kabur banget yak, pas kami samperin? Hihi

Baiklaah. Sekarang mungkin the Poernomos akan berkomplot kembali dalam 1 proyek. Bukan novel atau grup markas koran lagi. Tapi KLINIK "RUMAH SEHAT" 

Meneruskan impian dokter favorit kami, Papa <3

Selasa, 18 Juni 2013

U C 1000 Fresh Outside, Broken Inside

Mata Kuliah KWN atau Kewarganegaraan 
Memang Fenomenal.


Aku mendengar cerita tentang dosennya, saat awal jumpa beliau dengan kelas kami.
Waktu itu aku izin kelasnya karena suatu hal.

 "Jago grafologi, loh!" kata salah satu teman yang di "baca" tandatangannya.
"Namanya Aidil Fitri Mohammad Hatta."

Hmm.. so intriguing! 
Kala itu aku sedang dilanda "demam grafologi" gegara Kick Andy. 
Dan aku sempat meminta (baca: memaksa) segenap sanak keluarga untuk menyumbangkan tandatangan dan tulisan sebaitnya di sehelai kertas.

Kemudian bermodal sotoy in dehoy dari internet, aku tafsirkan sifat mereka berdasarkan kemiringan, kerapatan, bentuk, letak titik, dan konsistensi-nya.

Dan yang biasanya aku mojok di sudut "Novel dan Motivasi" di Gramedia, kali ini aku langsung memburu buku Grafologi.
Yeah, temporer passion :D 

*****

Oke, tadi Pak Aidil ya, 

Di pertemuan kedua, aku semangat sekali masuk kelasnya.
FYI: Aku ini bisa dibilang generasi penerus yang ehmmm wawasan nusantaranya minus plus plus (minusnya kebangetan)
Jadi nafasku biasanya memberat kalau aku berkontak dengan yang namanya koran, liputan 6 petang, pelajaran sejarah atau PPKN jaman sekolah.

Apalah namanya. Tapi kupikir aku alergi dengan hal-hal yang berbau politik dan negara.

Ya, tadi pak Aidil yaa! (remind our first topic)

"Pak, dari dulu saya ga suka politik pak.. Ini saya agak-agak ga nyambung deh Pak kalo ngikutin pelajaran Bapak.." 
Kalo diingat-ingat aku dulu pernah curhat begini, kok rasanya gak banget ya..
Dengan absurd dan semangat juangnya Pak Aidil menanggapi curhatan muridnya yang gembelengan ini.

Intinya, sebagai seorang dokter, aku harus peduli dengan kondisi negara. Ini penting untuk tau distribusi penyakit, penanganan pasien dari berbagai daerah , penempatan kerja dan masih banyak lagi. Dokter itu multidisipliner

"Ikuti saja, disini materi character building. Akan ada diskusi dan kamu harus berani berpendapat."

Gak lupa kusodorkan tandatanganku untuk diterawangnya.
Hemmh tapi menurut beliau, tandatanganku agak suram *kyaa *dulu niru temen sih *berarti temen ane yang surem yak? AHAHA gamau terima nasib.
Eh ngga lah, naudzubillah. Inshaa Allah cerah, laah. Aamiin.

Itu sekelumit petuah yang bisa aku simpulkan dari perbincangan yang menyisakan aku, beliau dan 1 teman di ruangan kelas. Sang kuncen kelas sudah meng-krincing-krincingkan kunci sebagai kode kelasnya mau dikunci.

"Pak, Bapak mau turun di lantai berapa?" ujar temanku yang berniat memencetkan tombol lift.
"Saya berapa saja. Dimana saja saya bisa turun. Saya tidak punya lantai khusus."
Saya dan teman saling berpandangan.
Dengan question mark yang di bold dan di kasi size 72

Absurd total!!

Ohya, sebagai pemanis cerita saya akan beritahu tanggal lahir Pak Aidil--> 
17 - 8 - 1947
2 tahun setelah proklamasi.
Hari raya Idul Fitri juga bertepatan pada hari itu.

Dan buat yang penasaran dan ingin berdiskusi soal harga BBM naik, misalnya, bisa hubungi nomer ini:
0817 178 47*
(sensor dikit ah, takut durhaka)

Beliau nemu dimanaaa nomer itu? Bisa cantik gitu. Yang pasti gak beli di counter pulsa belakang kampus..

Baiklah, Pak Aidil.. Pak Aidil... Pak Aidil.. 
You drive me crazeeeh *mba mba, istigfar mba..

Kalian akan menemukan status atau update-an yang telak dan mengiris hati H-1 menjelang kelas atau ujiannya.

"Kenapa tiap mau UAS KWN selalu hujan lebat?" (FYI: dulu sempet momentnya pas banjir)
"Ya Allah.. kenapa harus ada KWN di dunia ini..."
"Yey kuliah cuma jam 7, langsung pulang, Bye-bye KWN" 

Dan masih banyak yang lebih mak enjleeb

Tapi ada sih, kubu yang pro:

"Disuruh kelas KWN aja pada mager, gimana kalo disuruh WAMIL?" -mapres

STANDING APPLAUSE buat Pak Mapres kita.

KWN ini ada 5 penilaian:
Kuis, UTS, UAS, performa dan ABSEN
Bobot terbesar ada di performa, diikuti absen

Sayangnya, di sektor absen, kita-kita sering ..*yeah everybody knows!

Liat aja deh, tiap kuliah, kelas kerasa lengaaang banget kayak pulau antah berantah.
Kalo ngomong suaranya sampe menggaung kayak di hutan (kok jayus sih Li?)
Belum lagi kelas mulai jam 1, kita-kita lenggang kangkung masuk kelas 30 menit kemudian.
Beliau selalu on time padahal.
Terkadang kita harus di-jarkom dulu sama ketua kelas, biar kita tau betapa nelangsanya Pak Aidil nungguin kita di ruang kelas hanya dengan 1 anak. Bahkan pernah seorang diri.
*backsound reality show Tolong! dan Bedah Rumah

Sering, aku datang dan duduk di belakangnya persis karna aku ingin beliau tau, kalo masih ada yang antusias dengerin kuliahnya.
Setengah tahun belakangan ini, rasa nelangsa itu berbaur dengan rasa "kerinduan" pada sosok ayah yang seraut wajahnya mirip dengan Pak Aidil.

Pernah beliau menengok ke belakang (ke aku) dan cerita..
"Ada 3 lelaki yang selalu salaman dengan mencium tangan saya."
Siapakah itu Pak??
"Anak saya, mantu saya, dan ketua kelas kamu itu.."
Oooooh kamu harus terharu, Arif! (Arif si ketua kelas)

Trus cerita lagi.. masih tentang salaman.
"Saya pernah bersalaman dengan Pak SBY"
Gimana critanya tuh, Pak??
"Jadi saya lagi sholat Jum'at di Istiqlal. Di barisan agak depan.. Selesai sholat, Pak SBY berdiri dan menyalami 3 orang. Khatibnya, orang sebelahnya, dan saya. Saya tidak berusaha mendekati beliau, padahal."
Saya turut berbahagia, Bapaaak <3

*****

Beliau ga pernah reschedule kelas.
Beliau tetap ngajar, walaupun suara beliau nyaris habis. Dan beliau ngajarnya sambil sangu "U C 1000" fresh outside, broken inside #eeh
Sekalinya absen, karna umroh.
Dan kita kegirangan.
Coba dipikir, manungsa macem apa kita... -hening-

Sampe akhirnya beliau punya taktik --> ngasih daftar absen ke satu orang, dan orang itu dikasi amanat untuk ngabsenin yang masuk
Aku pernah sekali diamanati beliau.
Dan entah karna unsur "Simpati pada 1st impression" atau hati nurani berbicara, aku jalankan mandat itu selurus mungkin.

Tampang-tampang melengos dari 1 teman yang mewakili 7 badan itu pun tak dapat dihindari.
Bbm-bbm yang bernada manis awalnya dan di penghujungnya sudah bisa ditebak-> Tolong absenin ya :)) cuma aku read.

Sampe pas mau UAS, syarat absen harus terpenuhi sekian persen. Ada temen yang ga bisa ikut ujian karna absennya kurang.
Dan anehnya dia protes ke aku. Yang notabene cuman sekali gitu lhoo megang absen.

******

Ini nih, yang menambah lengkap "kecintaan" kita sama Pak Aidil...

KUIS: Bikin tabel pola pikir, dengan arahan yang -maap- ga jelas dan banyaknyaa ga kira-kira. Tulis tangan. Pulpennya kudu warna BIRU. 
Lalu nanti disalin lagi, diketik dan dijilid.
Contoh:
Ada 3 tabel semacam ini


UTS dan UAS: Selama 2 jam, dikasih soal selembar dan dijamin menuai hujan pertanyaan dan sesekali Pak Aidil menghilang ga bisa dimintai keterangan.
Sementara waktu terus berjalan, dan 6 halaman folio harus penuh..

Gawe GREGET. Ngerti ora?
Hahahhaha

"Ada yang nulisnya serius, dikasih 65. Ehh nulis lirik lagu Indonesia Raya, dapet 75!" --> bisik-bisik tetangga

Hmm..
Pokoknya, Pak Aidil Fitri Mohammad Hatta ga ada duanya deh.
Uniknya dapet, nelangsanya dapet, nasionalismenya? Dapet gilaaa
Ga sia-sia pokoknya, Bapaknya ngasih nama se-besar itu dan bukan kebetulan tanggal lahirnya bisa pas moment terpenting bangsa Indonesia ini.
Btw, kenapa ga sekalian dikasih nama orang RI 1 aja ya? Hanya bapaknya Pak Aidil yang tau..
Kalo yang nomer hape, kesengajaan kan ya Pak, ya? ;)

Dan.. ini point keramatnya.
Nasionalisme nya nular ke akuu.
Mamaaa, aku tak percaya ini terjadi.

Yaudah. Yang absurd, yaa cocoknya ama yang absurd juga emang.

Baiklah saya tutup tulisan ini dengan *bang, musik nyalain bang!


serta kisah-kisah inspiratif "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007 by Cindy Adams




Jumat, 07 Juni 2013

We Are MRD Agents!


#Episode Rihlah Perdana
| photo by: Ganis |


Cafe bertema dermaga. Dimana hatiku berlabuh (najong) dan kenorakan saya terkuak.
Bagi yang berniat ke cafe ini, mending pesen yang aman-aman aja deh. Soalnya kalo ga apal istilah bagian-bagian babi, bisa kerecokan. Nanya waitress bisa sih, tapi kalo si mbaknya baru seminggu kerja dan dia dari desa Sukoharjo (no offense ;p) bisa salah gaul kita..


Ini yang motoin tadinya ada di meja kita, trus tiba-tiba di atas. Dugaan sementara: efek botol "40 hari free pahala sholat" itu langsung bekerja | Piss yo rib (^^,)V

Nah 5 milisec kemudian dia ikut poto lagi.. 


"Waah, THE doang nih, Wharf-nya ga keliatan" | Gapapa, biar orang-orang pada nebak sendiri THE apaan -__-






Oke makan sudah, let's get a move \^^/






ini siapa yang ngasi aba-aba buat pose bibir njentir gitu sih?



Buang lemak di pantai Marina. Ini si boss dengan imutnya maju ke depan di detik-detik kritis self timer '__'
 But I love this pic so much <3


Berduyung-duyung karna keterbatasan frame dan ingin merasakan indahnya ukhuwah
*hilang arah*

What a nostril ('oo')/
kalo tadi ke cafe dermaga, sekarang gowes to the real dermaga!
disini ada yang izin pulang duluan

dekil sudah tak dapat diingkari

disini ditawarin naik perahu. nama perahunya TETANUS. Kata si bapak, kapal Tetanic-nya kan udah karam.
Boyeeh deh pak. Kita mah iye iye aje
looks like 'pengungsian'

pada ngantuk coy 


All praises to Allah <3

#Terimakasih MRD 
Lucky to met all of you
Hope this ukhuwah lasting till Jannah ;)
Semoga progja kita makin dilancarkan sama Allah..
We hold it tight together, AMANAH
 | cc: @ldkkahfi |  

Senin, 03 Juni 2013

Al Kahfi pagi ini

 Bismillahirrahmanirrahim...
qaala lahu muusaa hal attabi'uka 'alaa an tu'allimani mimmaa 'ullimta rusydaan
[18:66] Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
 
 

qaala innaka lan tastathii'a ma'iya shabraan
[18:67] Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
 
 

wakayfa tashbiru 'alaa maa lam tuhith bihi khubraan
[18:68] Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
 
 

qaala satajidunii in syaa-a allaahu shaabiran walaa a'shii laka amraan
[18:69] Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".
 
 

qaala fa-ini ittaba'tanii falaa tas-alnii 'an syay-in hattaa uhditsa laka minhu dzikraan
[18:70] Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

Seringkali kita bilang begini sama temen kita..
"Sabar yaa. Allah pasti punya rencana yang lebih baik."
"Sabar Bro. Mungkin belum rejeki lo."
"Sabar ya Mbak. Smoga Beliau tenang di sisi-Nya."
Dan -SabarYa- lainnya.

Kalo yang ngomong orangnya memang tulus dan ga cuman formalitas kaya mba-mba operator, kita easily manggut-manggut dan feeling warm.
Walau terkadang ada aja selentingan (bener-bener walopun cuma terbesit) dalam hati bilang, "Sabar sabar. Lo gampang bilang sabar. Karna lo ga ada di posisi gue!"

Ternyata benar. Sabar itu ilmu. Sabar itu harus dipelajari.
Dasarnya satu. IMAN.
Dan iman itu ga akan menclok gitu aja di hati, kalo ga kita asah tiap hari. Tiap waktu. Tiap moment.


fainthalaqaa hattaa idzaa rakibaa fii alssafiinati kharaqahaa qaala akharaqtahaa litughriqa ahlahaalaqad ji/ta syay-an imraan
[18:71] Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
 
 

qaala alam aqul innaka lan tastathii'a ma'iya shabraan
[18:72] Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".
 
 

qaala laa tu-aakhidznii bimaa nasiitu walaa turhiqnii min amrii 'usraan
[18:73] Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".
 
 

fainthalaqaa hattaa idzaa laqiyaa ghulaaman faqatalahu qaala aqatalta nafsan zakiyyatan bighayri nafsin laqad ji/ta syay-an nukraan
[18:74] Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".
 
 

qaala alam aqul laka innaka lan tastathii'a ma'iya shabraan
[18:75] Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"
 
 

qaala in sa-altuka 'an syay-in ba'dahaa falaa tushaahibnii qad balaghta min ladunnii 'udzraan
[18:76] Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku".
 
 

fainthalaqaa hattaa idzaa atayaa ahla qaryatin istath'amaa ahlahaa fa-abaw an yudhayyifuuhumaafawajadaa fiihaa jidaaran yuriidu an yanqadhdha fa-aqaamahu qaala law syi/ta laittakhadzta 'alayhi ajraan
[18:77] Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
 
 

qaala haadzaa firaaqu baynii wabaynika sa-unabbi-uka bita/wiili maa lam tastathi' 'alayhi shabraan
[18:78] Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
 
 

ammaa alssafiinatu fakaanat limasaakiina ya'maluuna fii albahri fa-aradtu an a'iibahaa wakaana waraa-ahum malikun ya/khudzu kulla safiinatin ghashbaan

[18:79] Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
 
 

wa-ammaa alghulaamu fakaana abawaahu mu/minayni fakhasyiinaa an yurhiqahumaa thughyaanan wakufraan
[18:80] Dan adapun anak muda itu, kedua orangtuanya adalah orang-orang mu'min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
 
 
fa-aradnaa an yubdilahumaa rabbuhumaa khayran minhu zakaatan wa-aqraba ruhmaan
[18:81] Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
 
 

wa-ammaa aljidaaru fakaana lighulaamayni yatiimayni fii almadiinati wakaana tahtahu kanzun lahumaawakaana abuuhumaa shaalihan fa-araada rabbuka an yablughaa asyuddahumaa wayastakhrijaakanzahumaa rahmatan min rabbika wamaa fa'altuhu 'an amrii dzaalika ta/wiilu maa lam tasthi' 'alayhishabraan
[18:82] Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".


Percaya! Di setiap kejadian yang ga mengenakkan bahkan bikin kita bertanya-tanya: How could this happen to me? --> lagak-lagaknya lirik Simple Plan ya
Kalau kita peka, Allah malah menjauhkan kita dari hal yang lebih buruk.

Coba deh, teliti ke belakang.
Ada gak, hal yang bikin kamu nangis bombay, terus akhirnya kamu malah bersyukur banget hal itu terjadi?
Pasti ada kan? Banyak malah. 
Terus seketika kita terbungkam. Kadang ada malunya, dikiit. (cengir)

Bersabarlah. Untuk mengungkap tabir sesungguhnya
Yakinlah. Bila hal itu tak kunjung terlihat, di akhirat pasti semua tabir akan tersingkap.


waista'iinuu bialshshabri waalshshalaati wa-innahaa lakabiiratun illaa 'alaa alkhaasyi'iina
[2:45] Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

alladziina yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa-annahum ilayhi raaji'uuna
[2:46] (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.


"KLISE BANGET SIH, POSTINGAN LO, LI?!"

Ett.. sabar buu. Makan permen kis dulu nih..