Senin, 08 September 2014

Langkah 1: Kenalan!

 Jujur saja, saya takut jadi bebal.

Kebiasaan saya sungguh harus saya bedah satu-satu.

Saya tanyai, masih relevan kah untuk menemani hidup saya yang makin menua dan tak tau kapan kembali.

Saya tak ingin membuang, semisal film korea dengan kejam seperti Ctrl + A » delete lalu tak doyan makan setelahnya.

Saya kenali, berapa menit berapa jam penundaan saya terhadap panggilan Allah, amanah ilmu medis dan lain sebagainya

Saya kenali bagaimana rasa senang yang saya dapat dari kebiasaan saya itu. Bernutrisi bagi otak? Atau malah diam-diam saya jejali toksin-toksin di otak saya.

Saya perhatikan bagaimana dampak kebiasaan saya pada kulit saya, rambut saya, lemak tubuh saya, kamar kost saya.

Kebiasaan saya, sudah menggerogoti orang lain juga ya? Selain diri saya?

Kebiasaan itu memang bahan pembentuk karakter seseorang.

Ayo! Satu-satu. Kenali baik-baik hingga sadar sampai ubun-ubun.

Lalu minta ampun, sekali ingin kembali tak ada jalan lagi. Ancam diri sendiri perlu juga bila dibutuhkan.

Cabut akar-akar penuh hama itu. Satu persatu.

Pasti saya akan berjumpa dengan tanaman hijau segar berbuah itu.

Pasti. In shaa Allah!

0 komeng:

Posting Komentar